Pada masa lalu, kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Kerajaan ini dibentuk oleh tokoh-tokoh penting yang berjasa dalam proses pembentukannya. Pada artikel ini, kami akan menelusuri sejarah berdirinya kerajaan Sriwijaya dan tokoh pendirinya. Selain itu, kami juga akan melihat bagaimana kerajaan ini telah mempengaruhi budaya dan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara.
Sejarah Sriwijaya dan Raja-Raja
Sriwijaya (bahasa Jawa: ꦯꦶꦗꦮ, romanisasi resmi: Srīwijaya, terjemahan arti: "kerajaan yang berpusat di Palembang") adalah kerajaan maritim yang berdiri pada abad ke-7 hingga abad ke-14 Masehi dan merupakan salah satu dari kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sriwijaya juga dikenal sebagai "Vietnam Selatan" dan "Kota Emas". Pada periode paling awal, Sriwijaya didirikan oleh sekelompok etnis Sanfotsi yang datang dari Tiongkok dan menetap di Pulau Sumatera. Raja Dhammavarman adalah raja pertama dari Sriwijaya.
Sriwijaya bertumbuh dengan pesat dan menjadi pusat perdagangan dunia pada abad ke-9. Kerajaan ini melakukan hubungan dagang dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa. Produk utama yang diekspor adalah rempah-rempah, beras, dan batu mulia. Di samping itu, Sriwijaya juga bertindak sebagai pemelihara perdagangan laut di kawasan ini.
Dalam sejarah Sriwijaya, ada banyak raja-raja yang terkenal. Raja Balaputradewa adalah raja terkenal yang menguasai Sriwijaya dari abad ke-9 hingga abad ke-10. Beliau mengembangkan kerajaan dan memperluas daerah kontrolnya ke wilayah lain di Asia Tenggara. Raja Sanggramawijaya adalah raja yang terkenal yang memerintah Sriwijaya pada abad ke-11 dan 12. Beliau meninggalkan jejak yang sangat berharga bagi budaya dan agama di Asia Tenggara dengan penyebarannya tentang agama Buddha Mahayana di wilayah ini. Selain itu, beliau juga berhasil membangun sebuah kerajaan yang kuat dan memperluas jangkauan kontrol Sriwijaya. Raja Chulamaniwarmadewi, yang menjadi raja Sriwijaya pada abad ke-13, adalah raja terakhir dari kerajaan ini. Beliau bertindak sebagai pemimpin militer dan berperang dengan negara-negara lain di Asia Tenggara untuk menguasai wilayah baru. Akhirnya, beliau berhasil mencapai tujuannya dengan memperluas daerah kontrol Sriwijaya ke wilayah Jawa Barat dan Bali.
Tokoh Pendir Kerajaan Sriwijaya
Raja-raja Sriwijaya adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan pada abad ke-7. Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sanjaya, yang juga dikenal sebagai Sang Ratu Sanjaya. Sriwijaya berada di bawah pengaruh budaya India, namun juga mengadopsi beberapa elemen dari Cina dan Sumeria. Kerajaan ini terkenal dengan perdagangan lautnya dan telah memainkan peran penting dalam perkembangan budaya Asia Tenggara. Sriwijaya juga merupakan tempat lahirnya beberapa tokoh pendiri negara-negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Tokoh pendiri kerajaan Sriwijaya adalah Sanjaya, yang juga dikenal sebagai Sang Ratu Sanjaya. Ia adalah anak dari Dewasumana, seorang raja di Jawa Tengah yang didukung oleh Kerajaan Sunda. Beliau mendirikan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke- 7, yang kemudian menjadi salah satu pusat kebudayaan di Asia Tenggara. Sanjaya juga dikenal sebagai penyebar agama Hindu-Buddha yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan agama dan budaya di wilayah ini.
Struktur Pengelolaan Raja-Raja di Kerajaan Sriwijaya
Pengelolaan raja-raja di Kerajaan Sriwijaya menempati struktur yang kompleks. Mulai dari jabatan kepala negara hingga perwakilan daerah, setiap elemen memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Kepala Negara adalah sebutan untuk Raja, ia bertindak sebagai pemimpin tertinggi di Kerajaan dan memegang otoritas penuh atas seluruh wilayah. Di bawahnya, terdapat beberapa jabatan penting lainnya, seperti Wakil Raja, Pembantu Raja, Danghyang Nirarthana, dan Bendaharawan.
Wakil Raja adalah salahsatu dari anggota keluarga kerajaan yang dipilih oleh Raja untuk mendampinginya dalam tugas-tugas pemerintahan serta melakukan perjalanan kenegaraan. Pembantu Raja adalah jabatan yang diberikan kepada orang yang dipercaya oleh Raja dan berkedudukan setingkat dengan Danghyang Nirarthana. Jabatan in i memiliki banyak tugas, seperti memimpin musuh dan mengurus urusan kerajaan. Danghyang Nirarthana adalah salahsatu dari anggota keluarga kerajaan yang bertugas melakukan perjalanan kenegaraan atau misi diplomasi, serta membantu Raja dalam pekerjaannya. Bendaharawan adalah jabatan tertinggi lainnya yang diduduki oleh salahsatu dari anggota keluarga kerajaan yang dipilih oleh Raja untuk mengurus urusan ekonomi maupun administrasi Kerajaan.
Perwakilan daerah juga sangat penting di Kerajaan Sriwijaya. Wajiblah salahsatu orang terpilih dari masing-masing wilayah untuk melaksanakan perintah dan juga memberikan laporan secara periodik kepada Raja tentang kondisi daerahnya. Sel ain itu, terdapat juga jabatan-jabatan lain, seperti menteri, kepala desa, dan prajurit kerajaan yang memiliki tugas masing-masing.
Peradaban dan Budaya Kerajaan Sriwijaya
Peradaban dan budaya Kerajaan Sriwijaya sangat berbeda dengan daerah lain di Asia Tenggara pada abad pertengahan. Pemerintahan Sriwijaya didasarkan pada sistem kerajaan mandala yang berpusat di Palembang. Kerajaan ini mempunyai jaringan perdagangan yang luas dengan seluruh dunia, dan menjadi pusat kebudayaan yang kaya akan sejarah.
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara yang berdiri sekitar tahun 7th century hingga 14th century. Sriwijaya juga dikenal sebagai Kerajaan Palembang Daratan karena pusatnya berada di Pulau Sumatera, Indonesia. Tokoh pendiri kerajaan ini adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Ia adalah anak dari raja Salastha (raja Srivijayan) dan putrinya Ratu Balitung (ratu Balaputra).
Peninggalan yang Ditinggalkan oleh Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan maritim yang pernah berdiri di daerah selat Malaka pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi. Kerajaan ini dikenal dengan jasa-jasanya dalam bidang perdagangan dan juga sebagai salah satu pusat pendidikan agama Buddha. Pada masa itu, Sriwijaya merupakan salah satu pusat perdagangan terpenting di Asia Tenggara. Beberapa bukti peninggalan material dari kerajaan ini masih bisa kita lihat hingga sekarang, antara lain:
1. Batu bersurat (inscriptions)
Batu bersurat adalah bukti tertua yang berhasil kita temukan tentang Sriwijaya. Berdasarkan data inskripsi, dapat diketahui bahwa Kerajaan Sriwijaya didirikan pada tahun 683 Masehi. Ada beberapa batu bersurat yang mencatat sejarah per kembangan kerajaan ini, seperti Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan tahun 1883 dan Prasasti Telaga Batu yang ditemukan tahun 1887.
2. Candi
Pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, Sriwijaya juga telah membangun beberapa candi di daerahnya. Candi terbesar adalah Candi Muara Takus yang terletak di Minangkabau, Sumatera Barat. Di sini kita masih bisa melihat gua dan reliefs yang dibuat pada zaman Kerajaan Sriwijaya.
3. Arca Buddha
Selain candi, Kerajaan Sriwijaya juga meninggalkan banyak arca Buddha berharga tinggi. Beberapa arca ini disimpan di beberapa museum di Indonesia dan luar negeri seperti Museum Arkeologi Nasional Jakarta, Musée Guimet di Paris, dan National Museum of Thailand.
Itulah beberapa peninggalan yang ditinggalkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Peninggalan tersebut menunjukkan bahwa zaman itu adalah masa keemasan bagi Asia Tenggara dan telah berperan penting dalam membangun sejarah dan budaya Indonesia.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kami telah menelusuri sejarah berdirinya Raja-Raja Sriwijaya dan tokoh pendirnya. Sriwijaya adalah kerajaan Kuno yang berdiri pada abad ke-7 hingga abad ke-14 Masehi, dan didirikan oleh salah satu tokoh legendaris yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Pada awalnya, kerajaan ini berada di Pulau Sumatera, namun pada perkembangannya kerajaan ini berpindah ke Jawa Barat. Tokoh lain yang mendirikan Sriwijaya adalah Sanjaya, putra Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Sanjaya memerintahkan seluruh wilayah Jawa Barat dan beberapa pulau di Indonesia Timur, sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu Kerajaan terbesar pada zaman Kuno.
Sriwijaya juga dikenal sebagai “Kota Emas” karena banyaknya bangunan dan patung emas yang ditemukan di da erah itu. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya sekitar abad ke-10 hingga abad ke-14 Masehi dan menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Raja terakhir yang memerintah kerajaan ini adalah Raden Wijaya, yang merupakan keturunan Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa Sriwijaya adalah salah satu kerajaan Kuno yang sangat penting dalam sejarah Indonesia.